Kamis, 12 Februari 2009

Penyucian Jiwa

Saudara-saudaraku, ... sementara ini, saya anggap Saudara semua sudah mengerti
tetang dasar-dasar agama, ... persoalan-persoalan furuiyah (khilafiyah / perbedaan
pendapat) mari kita kesampingkan dulu, ... kita hadapkan hati kita dan wajah kita
kehadirat Allah dengan penuh tawaddhu' dan rasa ihsan. Seandainya kebetulan
saudara adalah seorang yang mahir tentang agama sementara yang lain kurang
dalam hal pengetahuan agama. Bisakah kiranya kita mencontoh sayyidina Bilal bin
Rabah seorang budak berkulit hitam dan sayyidina Salman Alfarisi yang
intelektualnya diacungi jempol oleh Rasulullah. Dimana keduanya sangat mencolok
mata dari segi fisik dan derajat dimata manusia, namun keduanya duduk sama
derajatnya di hadapan Allah tanpa melihat dia sebagai apa. Merekalah contoh orang
yang mendapatkan petunjuk dan rasa iman yang tinggi serta kemakrifatan akan
Tuhannya.
Saya mengingatkan kembali bahwa setiap tulisan saya, adalah bertujuan mengajak
bersama-sama menelusuri kajian "Dzauq" atau kedalaman rasa iman, yang bahkan
Rasulullah menyebutnya sebagai "halawatul iman" (manisnya iman )
Kajian pada bab-bab sebelumnya sudah saya jelaskan secara singkat mengenai
syariat, etika Islam, dan hakikat manusia , dimana didalamnya tercantum persoalan
dasar untuk menelusuri jalan Allah . Kita tinggal menjalaninya dengan perlahan dan
sungguh-sungguh !!!
Yang pertama sekali kita perhatikan adalah sosok " JIWA"
Allah berfirman :
"Demi jiwa dan Dia yang menyempurnakannya dan memperkenalkannya kepadanya
keburukannya dan kebaikannya. Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan
jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorkannya" (QS 91: 7-10).
Ketahuilah bahwa jiwa adalah musuh dengan wajah seorang teman. Kekejaman dan
daya tipunya tidak ada habisnya. Menolak kejahatannya dan menaklukkannya
merupakan tugas yang paling penting, karena jiwa adalah musuh yang paling buruk,
lebih buruk dari setan dan kaum kafir......
Untuk melatih jiwa dan membawanya kembali kepada keadaan yang sejahtera dan
membuatnya meningkat dari sifat menguasai kejahatan menuju tingkat berdamai
dengan Allah merupakan tugas besar. Puncak kebahagiaan manusia terletak pada
penyucian jiwa. Sementara puncak kesengsaraan manusia terletak pada tindakan
membiarkan jiwa mengalir sesuai dengan tabiat alamiah. Itulah sebabnya Allah
befirman : "Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya dan sungguh
merugi orang yang mengotorinya ... "
Alasannya karena penyucian jiwa dan latihan jiwa mengakibatkan dikenalnya jiwa,
dan pengenalan jiwa menimbulkan pengetahuan akan Tuhan, sebab barang siapa
yang mengenal jiwanya sendiri akan mengenal Tuhannya.

Pembersihan dari kotoran yang melekat pada jiwa, adalah salah satu fokus kita kali
ini, sehingga kita benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya hati kita menjadi
bening dan nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan mendapat sapaan Allah seperti
dalam ayat-Nya :
"Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan ridho dan
diridhai " (QS 89:27-28).
Jiwa yang seperti inilah yang kita tuju, tentunya dengan niat dan perjuangan yang
sungguh-sungguh.
Membuka Jalur Komunikasi Dengan Allah
Rasulullah pernah berwasiat kepada Sayyidina Muadz bin Jabal tentang bacaan doa
yang didawamkan "Ya Allah , ajarkan aku tentang ingat (dzikir ) kepada Engkau, dan
syukur serta ajarkan kekhusyu'an dalam beribadah kepada-Mu".
Wasiat di atas merupakan pintu untuk membuka jalur komunikasi kepada Allah
dimana ada hal-hal yang manusia tidak mampu mendialogkan kepada orang lain
atau manusia tidak bisa menunjuki jalan yang diinginkan. seperti yang tercantum
dalam do'a Sayyidina Muadz bin Jabal di atas, hanya kepada Allah-lah kita meminta
pertolongan dan petunjuk. (QS 1:5)
Komunikasi adalah melakukan dialog langsung secara lugu dan polos sesuai dengan
keadaan hati kita, tidak perlu bergaya-gaya dihadapan Allah apalagi dilagu-lagukan.
Cukup diam dengan rasa rendah hati (tawadhu'), dan menjaga kesopanan di
hadapan Allah, serta rasakan bahwa Allah sedang berada sangat dekat bahkan lebih
dekat dari urat leher kita. Panggillah Asma-Nya yang baik-baik .... Ya Allah...Ya Allah
... Ya Allah berulang-ulang dengan menghadirkan hati serta kerinduan yang dalam.
Hal tersebut selalu harus terus anda lakukan setiap habis melakukan shalat.
Kemudian kalau ada kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog dimana saja berada
karena Allah ada dimana saja anda berada.
Kalau seandainya tiba-tiba anda menangis ketika berdzikir atau bahkan ketika shalat
... hal tersebut tidak perlu dirisaukan karena Al Qur'an telah menjamin dan akan
membimbing perjalanan kita ... mudah-mudahan anda mendapatkan karunia dari
Allah swt. amin (buka surat Maryam ayat 58).
Didalam tafakkur kita sebaiknya tetap berbekal ilmu syariat , bahwa Allah bukan
laki-laki juga bukan wanita atau tidak bisa dibayangkan dan disamakan dengan
makhluqnya.
Mulailah setiap melakukan dialog dengan didahului membaca :
BismIlahirrahmanirrahim.....
Dua kalimat syahadat
Shalawat kepada Rasulullah
Bisa dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, maupun berbaring ..(QS 4:103).
Hubungkan hati kita, perasaan kita, dan coba timbulkan rasa rindu dan cinta kepada
Allah, panggil Asma-Nya berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung jumlahnya)
dengan suara hati yang dalam ... lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terasa
ada sambutan yang menyeruak dalam kalbu kita ... rasakan kedamaian dan
keheningan yang sejuk di dada ... sebut terus Ya Allah ...Ya Allah ... Ya Allah ... dan
kuatkan hati kita tetap berpegang kepada tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan
sampai kedalam lubuk hati yang dalam ... sehingga akan ada bimbingan di dalam
hati kita untuk selalu ingat Allah ... hati kita akan bergerak terus seakan-akan tidak
mau diajak untuk berhenti ... terkadang ucapan dzikirnya berubah dengan sendirinya
... ya Allah .... ya Allah berganti la ilaha illallah ....dan seterusnya ...
Tubuh akan semakin ringan dan pasrah ... hati menjadi lebih tenang dan terang
benderang ... rasanya sejuk dan nyaman yang akan mengakibatkan hati menjadi
lunak dan mudah terkendali.
Keadaan tubuh kadang terasa semakin berat ... getaran jiwa semakin kuat dan ...
emosi jiwa semakin tidak bisa dibendung, rasanya ingin sekali berteriak sekeraskerasnya
untuk mengungkapkan rasa kerinduan yang dalam kepada Allah ... Saat
itulah kita pasrahkan seluruh jiwa raga kita dengan ikhlash ... sehingga Allah akan
berkehendak membimbing sholat... membimbing ruku' dan membimbing hati kita
untuk bersabar...(lihat surat Az Zumar ayat 22-23)
"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Allah (sama dengan orang yang membatu
hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya
untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata" (QS 39:22-23)
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa
mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit serta hati mereka diwaktu
mengingat Allah, itulah petunjuk
Allah ...
Sebelum saya lanjutkan pada bab-bab berikutnya ... sebaiknya semua pembaca
mengulangi sekali lagi membaca artikel saya tentang bab syariat, bab etika Islam,
dan hakikat manusia ... karena disanalah dasar-dasar hukum yang saya tulis untuk
bekal menuju kehadhirat Allah Swt.
Dan kali ini saya menepati janji saya untuk mengungkapkan praktek dalam
Dzikrullah (pembersihan jiwa). sebab pada intinya "JIWA" lah yang menjadi
penyebab kerusakan manusia ... , dan pada jiwa pula manusia menjadi tinggi
derajadnya disisi Allah ... sedang kebersihan jiwa hanya bisa ditempuh dengan jalan
mengingat Allah (Dzikrullah) secara terus menerus ... serta ... berusaha keras
menghadap untuk berbakti kepada Allah kemudian berpaling dari kemauan syahwat
itulah yang membersihkan dan menjernihkan hati.
Secara luas, Al Qur'an menggambarkan sebagai fokus dari apa yang membuat
seorang manusia menjadi manusiawi, pusat dari kepribadian manusia. Dan karena
manusia terikat erat dengan Allah, pusat ini merupakan tempat dimana mereka
bertemu Tuhan. Pertemuan ini merupakan dimensi kognitif dan juga dimensi moral.
Karena hati merupakan pusat sejati dari seorang manusia. Tuhan menaruh perhatian
khusus padanya dan kurang begitu memperhatikan amalan-amalan aktual yang
dilakukan orang-orang "Tidak ada celanya jika kamu berbuat salah, kecuali jika
hatimu menyengaja" (QS 33:5).
"Tuhan tidak akan menghukummu karena sumpah yang tidak disengaja, akan tetapi
Tuhan akan menghukummu karena sumpah yang disengaja oleh hatimu . Dan Tuhan
maha pengampun lagi maha penyantun" (QS 2:225).
Dan sebuah Hadist menyatakan bahwa "Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu
,melainkan kedalam hatimu ".
Karena hati adalah tempat yang dilihat Tuhan, ia merupakan kunci menuju
kemunafikan, watak yang paling buruk dalam pandangan muslim. "Tuhan tahu apa
yang ada dalam hatimu" (QS 33:51).
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia .
Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan wahyu diturunkan kedalam hati para Nabi .
"(Jibril ) menurunkan wahyu kedalam hati nurani mu dengan izin Tuhanmu ,
membenarkan wahyu sebelumnya , ........." (QS 2:97)

Tidak ada komentar: