Kamis, 19 Februari 2009

Hati

Banyak ahli muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah,
mengemukakan bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju
pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan
kesempurnaan diri-Nya. "Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali
"Hati" hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang (HR Abu Dawud ). Hanya melalui
"hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.
Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah
membalik, kembali, pergi maju-mundur, berubah, naik-turun. Diambil dari latar
belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari
kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia.
Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu maupun ilham diturunkan kedalam
hati para Nabi maupun wali-Nya.
"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa
kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" (QS 8:24)
"(Jibril) menurunkan wahyu ke dalam hati nuranimu dengan izin Tuhan,
membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orangorang
yang beriman" (QS 2:97)
Hati adalah pusat pandangan , pemahaman , dan ingatan ( dzikir )
"Apakah mereka tidak pernah bepergian di muka bumi ini supaya hatinya tersentak
memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk didengarkan ?
sebenarnya yang buta bukan mata , melainkan " hati" yang ada di dalam dada." (QS
22:46)
"memang hati mereka telah kami tutup hingga mereka tidak dapat memahaminya,
begitu pula liang telinganya telah tersumbat" (QS 18:57 )
"Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Qur'an? atau adakah hati mereka yang
terkunci?" (QS 47:24)
"Janganlah kamu turutkan orang yang hatinya telah Kami alpakan dari mengingat
Kami (dzikir), orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya saja, dan keadaan orang
itu sudah keterlaluan" (QS 18:28)
"Sesungguhnya telah Kami sediakan untuk penghuni neraka dari golongan jin dan
manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak menggunakannya untuk memahami
ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat,
mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu
seperti binatang ternak , bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang-orang yang
alpa (tidak berdzikir) " (QS 7:17 )

Iman tumbuh dan bersemayam di dalam hati, begitu juga kekafiran, kemungkaran
serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan
bahwa perilaku seseorang tidak bisa hanya sekedar syarat sah rukun syariat saja,
akan tetapi harus sampai kepada
pusat iman yaitu "hati".
Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati
(keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman
secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab Badwi dihadapan Rasulullah bukan
kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu
untuk memperingatkan kepada mereka (Arab Badwi) :
"Orang-orang Badwi itu berkata : "kami telah beriman". Katakanlah (kepada
mereka) "Kamu belum beriman", tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena
iman itu belum masuk kedalam hatimu" (QS 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al Qur'an. Ia tertegun
dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluapkan
kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis.
Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam
setiap langkahnya karena keIhsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia
akan selalu berbisik ke dalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan
kesulitan di dunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk
menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan
bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt :
"Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang
siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki "hatinya". Dan Tuhan
Maha Mengetahui segala-galanya" (QS 64:11)
"Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam "hatinya" serta dikokohkan pula Ruh dari
diri-Nya" (QS 58:22)
"Dan Kami tunjang pula mereka dengan petunjuk, dan Kami teguhkan hati mereka"
(QS 18:13-14)
"Dialah yang telah menurunkan ketentraman di dalam hati orang-orang yang
beriman supaya bertambah keimanannya disamping keimanan yang telah ada" (QS
48:4)
Syetan menggantikan kedudukan Allah bersemayam di istana hati manusia yang
lalai. Allah akan memalingkan dan menghinakan orang yang lalai akan Allah. Allah
akan mengunci dan mematikan hati sehingga ia diberi gelar "binatang ternak!!!"
Bahkan lebih sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini maka tertutuplah hati
untuk menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak heran jika perbuatannya akan
cenderung mengikuti langkah-langkah syetan yang dilarang oleh Allah, syetan
menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan
menasehati dan membimbing ke jalan yang sesat. Kekejian itu akan menyeruak ke
dalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau
datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan
tetapi ia datang langsung ke pusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan
sihir sang iblis. Hati menjadi buta.......!!!
Allah berfirman :
"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami
adakan baginya syetan (yang menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman
yang selalu menyertai" (QS 43:36)
"Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji
dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya
tidak seorangpun dari kamu sekalian bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar )
selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS 24:21)
Iman dan kafir terletak di dalam hati, Allah telah membeberkan berikut contohcontohnya
antara orang yang dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta
perilaku keduanya. Maka keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu
sendiri untuk memilih jalan yang sesat ataupun yang lurus. Karena disitu akan
mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
Firman Allah :
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-10)
Ayat di atas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga
apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan,
serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan
akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat
dan menuntunnya ke jalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan
hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista ?
Pertama, kita sudah memahami bahwa penyebab utama dari ketidakmampuan
berbuat baik dan kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak
didengarnya setiap doa, adalah "tertutupnya mata hati dari NUR ILAHI ".
Kedua, konsentrasikan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal
yang lain, karena "hati" sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan dengan
sungguh-sungguh, dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ... Dialah yang
menutup hati kita, membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan tidak
memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.
Mari kita perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak
berdaya, disitu terlihat syetan dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk
bagaimana berbuat keji dan mungkar. Ia menuntun pikiran untuk menerawang ke
angkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan panjang dan melupakannya ketika
badan sedang shalat, sedang berwudhu' dan membaca Al Qur'an dan ibadah yang
lain. Kita sudah beberapa kali mencoba menepis ajakan itu namun apa daya
kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan
mengusirnya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa
menembus tembok ruang dan waktu, ia ada dalam fikiran dan bahkan bersemayam
di dalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal
dan gagal lagi.... ...
Namun ada yang yang tidak "MATI", yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan
hati kita yang sakit. Ialah "Bashirah" (QS 75:14), ia tidak pernah bersekongkol
dengan syetan, ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu
mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu', kasih sayang dan adil ( lihat tafsir
sofwatut tafasir, oleh prof. Ali Assobuni).
Kita harus cepat mendengarkan suara Dia yang selalu mengajak ke arah kebajikan,
Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut
kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi di atas syetan dan jin sehingga
mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (QS 37:8). Anda bisa
merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, Ia berkata lirih ... kenapa kamu
berbohong ... Ia tidak tidur tatkala kita tidur ... Ia melihat tatkala kita bermimpi
dikejar anjing ... Ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun
hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari "RUH-KU". Maka
beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang
mengotorinya (QS 91:9-10)
Kita kembali kepada persoalan hati ,
Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini
... kerumitan hati yang selalu ragu-ragu ... ketidakmampuan menahan syahwat yang
bergolak keras ...
Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak
kuasa lagi menahan syahwatnya tatkala Julaiha datang menghampiri untuk
mengajaknya berbuat mesum ... Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan
mengadukan keadaan syahwatnya yang terus menerus mengajak kepada
keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmat-Nya dan memalingkan hatinya,
mengangkat kekejian di dalam hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari
perbuatan yang dilaknat Allah Swt.
Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga
terasa sekali sentuhan Ilahi tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara
menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas.
Allah berfirman :
"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan
Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia
tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan
daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hambahamba
Kami yang terpilih (ikhlash)" (QS 12:24)
Mungkin kita masih ragu-ragu ... apa mungkin kita bisa mendapatkan burhan dan
bimbingan Allah dalam menghindari perbuatan keji dan mungkar? Mari kita hindari
prasangka yang buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya
Allah-lah yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut
persoalan yang kita hadapi.
Pada bab penyucian jiwa, telah saya sampaikan praktek berkomunikasi kepada Allah.
Saya berharap anda telah melakukannya dengan penuh hudhu' dan ikhlas, sehingga
anda juga akan dibukakan rahmat dan hidayah-Nya. Amin....
Mari kita kembali mecoba berkomunikasi kepada Allah seperti tercantum dalam bab
sebelumnya.
Ketika Allah membuka Hidayah ke dalam "Hati". Hilangkan rasa takut tersesat
didalam menempuh jalan ruhani ... bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa
melayang menuju Allah ... dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati ...
jangan menghadap dengan konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing
dan tegang. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah ... biarkan hati bergerak
menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir
bersujud dihadapan-Nya.
Jangan hiraukan kebisingan di luar ... usahakan hati tetap teguh menyebut nama
Allah berulang-ulang ... sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin
didalam kalbu ... kalau anda mengalami pusing dan penat ... berarti cara
berdzikirnya menggunakan kosentrasi didalam fikiran, maka ulangi dengan cara
berkomunikasi didalam jiwa / hati ...
Mohonlah kepada Allah agar dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan
menuju makrifat
Biasanya ... kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyu'an didalam
berkomunikasi dengan Allah ... mula-mula hati menjadi sangat terang ... mudah
sekali menangis terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya ... kita tidak kuasa
membendung air mata ketika shalat ... membaca Al Qur'an dan melihat keagungan
Allah yang lain ... hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya ...
badan turut berguncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk
bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat.
Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu
semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing ... perilaku hati yang semula kaku dan
cenderung kasar berubah dengan sendirinya ..menjadi lembut ... Yang semula shalat
fikiran turut melayang-layang berubah dengan kekhusyu'an dan terasa nikmatnya ...
dan seterusnya ...
HAL INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, APABILA KITA HANYA MENJADIKAN ARTIKEL
INI SEBAGAI REFERENSI ILMU YANG HANYA UNTUK DIPERDEBATKAN, LALU
DISIMPAN DALAM ALMARI ...
Untuk lebih jelasnya mari kita lanjutkan perjalanan kita ini dengan mengikuti
bagaimana Allah mengajarkan manusia, binatang, para Nabi dan Rasul. Selanjutnya
anda akan saya ajak berguru kepada Yang Maha Mursyid ... Maha Mengetahui, Maha
Guru dari segala guru, Yang Maha Sakti. Dialah yang mengajarkan manusia apa-apa
yang belum diketahuinya. Dia mengajarkan binatang lebah untuk membuat
sarangnya. Dan ... kepada Dia-lah segala makhluk bergantung ... Dialah Sang Guru
Sejati ... Gurunya para Guru ... Gurunya para Nabi dan Rasul … Gurunya para
Wali dan Gurunya KITA yang bertaqwa !!!

Tidak ada komentar: